Deteksi
Dini Komplikasi Masa Nifas
Sebelum bidan melakukan deteksi terhadap kelainan dan
komplikasi masa nifas, ada baiknya dibahas lagi sedikit mengenai masa nifas.
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002 : N – 23).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama
masa Nifas 6-8 minggu. (Sinopsis Obstetri).
Pada saat persalinan telah dilalui oleh seorang ibu berjalan
normal tanpa adanya bahaya, akan tetapi masa tetap masa nifas yaitu masa dua
jam setelah persalinan sampai dengan enam minggu, harus diwaspadai terjadi
bahaya yang akan mengancam keselamatan ibu, masa nifas dilalui beberapa tahap
dan dilakukan pemantauan antara lain :
Masa nifas seperti dijelaskan diatas merupakan rangkaian
setelah proses persalinan dilalui oleh seorang wanita, beberapa tahapan masa
nifas yang harus difahami oleh seorang bidan antara lain : puerperium dini
yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan;
puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6-8 minggu; remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.
a. Dua Sampai Enam Jam Masa Nifas
Kunjungan ke-I (6-8 jam setelah persalinan):
tanda bahaya yang harus di deteksi secar dini yaitu: Atonia uteri (uterus tidak
berkontraksi), robekan jalan lahir yang dapat terjadi pada daerah: perineum,
dinding vagina, adanya sisa plasenta, seperti selaput, kotiledon, ibu mengalami
bendungan/hambatan pada payudara, Retensi urin (air seni tidak dapat keluar
dengan lancer atau tidak keluar sama sekali).
Agar tidak terjadi hal-hal seperti ini perlu
dilakukan beberapa upaya antara lain: pencegahan perdarahan masa nifas karena
atonia uteri, deteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan
berlanjut; berikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri; berikan ASI awal;
lakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (lakukan Bounding Attacment);
jaga bayi tetap sehat dengan menceah hipotermia; Jika petugas kesehatan
menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2
jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat
(Saifuddin, 2006).
b. Enam Hari Sampai Enam Minggu Masa Nifas
Masa Nifas (6 hari s/d 6 minggu) tanda bahaya
yang harus dilakukan deteksi dini adalah : Mastitis (radang pada payudara),
Abces Payudara (payudara mengeluarkan nanah), Metritis, Peritonitis upaya
pencegahan yang dapat dilakukan bidan yakni : Memastikan involusi uterus
berjalan normal; uterus berkontraksi; fundus dibawah umbilicus; tidak ada
perdarahan abnormal; tidak ada bau; Menilai adanya tanda-tanda demam; infeksi
atau perdarahan abnormal; Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat; Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit; Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangan dan merawat bayi sehari-hari (Saifuddin,
2006).
Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), sama
seperti di atas sementara kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan);
tanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami; berikan
konseling untuk KB secara dini (Saifuddin, 2006).
Sumber :
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta
: Trans Info Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar